AlFatihah merupakan surah pembuka dalam Al-Qur'an. Surah Pekankemarin, guru bahasa Arab menugaskan kami untuk menentukan apa saja yang isim, fi'il dan huruf pada surat al-fatihah. Untuk mendokumentasikan tugas ini, saya tuliskan di blog ini. Ini adalah tugas yang telah selesai saya kerjakan, namun belum diperiksa oleh guru. Jika ada yang salah dari jawaban saya ini, saya akan segera update postingan Kesimpulan pengertian i'rob adalah perubahan harokat akhir kata. i'rab dibagi menjadi 4: rofa', nashob, jer dan jazm. i'rab juga dibedakan menjadi: lafdzi, taqdiri, dan mahalli. masing-masing i'rab memiliki tanda. Demikian pengertian i'rob dalam ilmu nahwu, macam-macam pembagiannya, tanda dan contohnya. . shiraatalladziina an'amta 'alaihim ghairil maghduubi 'alaihim wala ad-dhaaliin Shirratha badal muthabiq dari kalimat “Ash-shirat” sebelumnya, keadaannya mansub, dan tanda nasabnya adalah fathah yang nampak jelas. Sedangkan ia adalah mudhap. Alladziina Isim mausul, mabni fathah, menempati tempat jar berkedudukan menjadi mudhaf ilaih. An'amta fiil madhi mabni sukun, karena bersambungnya dengan huruf “Ta fail”. Sedangkan huruf “Ta” adalah dhamir kata ganti yang bersambung dengan fiil kata kerja keadaannya tetap fathah menempati tempat rofa’ berkedudukan fail. 'Alaihim “’Ala” adalah huruf jar mabni sukun, tidak ada i’rab baginya. Dan huruf “Ha” adalah dhamir kata ganti yang bersambung dengan fiil kata kerja keadaannya tetap kasrah menempati tempat majrur oleh “Ala”. Dan huruf “mim” adalah huruf yang menunjukan pada jama mudzakar. Dan jumlah fi’liyyah menjadi silah mausul. Sybhul jumlah dari jar-majrur menempati tempat nasab berkedudukan maf’ul bih. Ghairi badal dari kalimat “Alladzĩna” majrur. Badal nakirah dari kalimat yang ma’rifah, keadaannya majrur, dan tanda jarnya adalah kasrah yang nampak jelas diakhirnya. Dan ia adalah mudhaf. Al-Maghduub mudhaf ilaihi majrur, tanda jarnya adalah kasrah yang nampak jelas. 'Alaihim telah dijelaskan I’robnya pada kalimat “An’amta alaihim”. Sybhul jumlah jar-majrur menempati tempat rofa’ berkedudukan naib fail dari kalimat “Maghdub”, sebab ia adalah isim maf’ul. wa huruf “Wau” adalah huruf athaf tetap fathah, tidak ada tempat I’rab baginya. “Laa” Shilah bermakna “zaidah”, sebagai penguat menurut Ulama Basrah Sedangkan menurut Ulama Kuffah; adalah isim yang bermakna “ghairo” yaitu keadaannya ma’tuf. Waladhaaliin menurut pendapat ulama Basrah; ma’tuf kepada kalimat “Maghdhub” keadaannya majrur, dan tanda jar-nya adalah “ya”, sebagai peganti dari kasrah kerena jama’ mudzakar salim. Dan huruf “nun” adalah peganti dari tanwin ketika ada dalam keadaan mufrad. آمين isim fiil amr yang bermakna “ijabahlah”. Keadaannya tetap sukun. Dan diberi harakat dengan fathah untuk mencocokan dengan huruf “ya” sebelumnya. Dan failnya adalah tersembunyi, takdirnya adalah dhamir “anta” kamu. Tafsir ayat ke-7 shiraatalladziina an'amta 'alaihim ghairil maghduubi 'alaihim wala ad-dhaaliin yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka; bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Ayat ini sebagai tafsir sekaligus bukti bahwa “jalan yang lurus” itu adalah Islam. Sebagaimana Allah menjelaskan kembali dari makna “orang-orang yang telah Engkau beri nikmat” dengan sabda-Nya Dan barangsiapa yang mentaati Allah dan RasulNya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. dan mereka Itulah teman yang sebaik-baiknya. Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah yang Mengetahui. Qs. An-Nisa 69-70 Mereka itulah orang-orang yang amat teguh kepercayaannya kepada kebenaran rasul, dan inilah orang-orang yang dianugerahi nikmat sebagaimana yang tersebut dalam surat Al Faatihah ayat 7. Ayat ini menjadi penegas sebagai perintah kepada umat manusia agar mengikuti langkah-langkah mereka yang telah Alloh beri nikmat Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid, dan orang-orang saleh. Dan janganlah sekali-kali mengikuti orang-orang yang telah Allah murkai dan mereka yang sesat. Dari Ady’ bin Hatim, ia berkata aku bertanya keapda Nabi Saw. mengenai firman Allah “selain jalan al-maghdub” maka Rasulallah Saw menjawab mereka adalah kaum yahudi, dan “jalan adhalin”, Rasulullah Saw. menjawab kaum nashrani, merekalah yang sesat. Ibnu Katsir I110 Imam Al-Maraghi menjelaskan tentang pengertian Al-Maghdub dan Ad-Dhalin. Al-Maghdubi alaihim ialah orang yang telah menerima atau mendengar agama yang benar dan disyari’atkan Allah untuk hamba-hamba-Nya, tetapi mereka menolak dan mengasingkan diri tanpa mau melaihat sedikitpun. Mereka itu tidak mau menggunakan aqalnya didalam meneliti dalil-dalil yang ada. Tetapi mereka lebih menyukai taqlid mengikut warisan nenek moyang mereka. Mereka adalah orang-orang yang akan tertimpa kesusuahan, siksaan dan kehinaan dineraka jahannam, dan tempat kembalinya mereka adalah seburuk-buruk tempat. Dhallin, berarti mereka yang tidak mengetahui kebenaran. Atau tidak mengetahui dengan cara yang benar. Mereka itulah orang-orang yang belum pernah kedatangan seorang Rasulpun. Atau sudah pernah kedatangan seorang Rasul, tetapi nilai-nili kebenaran yang dibawa para Rasul itu kurang begitu jelas. Sehingga mereka tersesat dengan kebutaan dan tidak mendapatkan hidayah didalam menggapai cita-cita mereka. Intinya, mereka Al-Maghduh Yahudi mengetahui perkara benar, namun tidak mengamalkan, bahkan mengingkari kebenaran itu. Dan Ad-Dhalin Nasrani mereka banyak beramal dan melakukan ritual namun tidak berdasarkan perintah Allah sehingga mereka tersesat dengan keyakinannya yang salah. Perlu diketahui. Bahwa ayat ini sungguhpun menjelaskan akan keadaan Islam masa kini. Yaitu sybhu al-yahud dan syibhu an-nashoro, maksudnya Pertama; Syibhu Al-Yahud Yaitu umat Islam yang akan menyerupai tingkah laku dan karakter orang-orang yahudi. Dimana sebagian umat Islam akan mengetahui hukum-hukum Islam, mengenal Islam, namun enggan melaksanakan syari’at Islam, bahkan akan mengingkari hukum-hukum Al-Qur’an. Hal ini sebagaimana kita perhatikan, bahwa banyaknya gerakan-gerakan yang mengatas namakan Islam, namun tidak menggunakan hukum Islam Qur’an-Sunnah seutuhnya. Seperti JIL Jaringan Islam Liberal, Inkar Sunnah dll. Kedua; Syibhu An-Nashoro Yaitu umat Islam yang akan menyerupai tingkah laku dan karakter orang-oarng nashrani. Dimana sebagian umat Islam akan banyak melakukan peribadatan-peribadatan baik yang dipandang sunnah, wajib maupun nilai keutamaan, namun peribadatan itu sama sekali tidak ada perintahnya dari Allah dan Rasul-Nya, bahkan Rasulpun tidak mempraktikannya. Maka inilah yang di maksud dengan umat Islam akan menyerupai umat Nasrani. Dalam kitab Al-I’tisham I96, Syekh Ibrahim bin Al-Fadhl Al-Balkhi berkata hilangnya Islam itu disebabkan empat perkara 1. tidak mengamalkan apa yang mereka ketahui 2. mengamalkan apa yang tidak diketahui ilmuny 3. tidak belajar tentang apa-apa yang mereka tidak ketahui 4. menghalang-halangi manusia untuk belajar Mudah-mudahan kita semua terhindar dari sifat al-maghdub dan ad-dhalin. Aamien... بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ Bismillāhir-raḥmānir-raḥīmi. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعٰلَمِيْنَۙ Al-ḥamdu lillāhi rabbil-ālamīna. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِۙ Ar-raḥmānir-raḥīmi. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, مٰلِكِ يَوْمِ الدِّيْنِۗ Māliki yaumid-dīni. Pemilik hari Pembalasan. اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُۗ Iyyāka nabudu wa iyyāka nastaīnu, Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami memohon pertolongan. اِهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَۙ Ihdinaṣ-ṣirāṭal-mustaqīma. Bimbinglah kami ke jalan yang lurus, صِرَاطَ الَّذِيْنَ اَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ ەۙ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّاۤلِّيْنَ ࣖ Ṣirāṭal-lażīna anamta alaihim, gairil-magḍūbi alaihim wa laḍ-ḍāllīna. yaitu jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat, bukan jalan mereka yang dimurkai dan bukan pula jalan orang-orang yang sesat. Quick Links Yasin Al Waqiah Al Kahfi Al Mulk Ar Rahman An Nasr Al Baqarah At Tin Al Fatihah An Nas An Naba Al Qariah Surah Info Surah Al-Fatihah is the first Surah of the Glorious Quran, although it is not the first in the order of revelation. The Surah is both a Du'a prayer and an introduction of the Quran. It teaches the basic principles of Islamic faith. bismillahirrokhiim Irob بسم Jar majrur, الباء huruf jar dan اسم majrur tanda i'robnya kasroh, menjadi khobar dari mubtada yang dibuang . Taqdirannya ابتدائي yang sekaligus jadi muta'alaqnya huruf jer ba. اللّه Lafdzul Jalalah menjadi mudhof ilaih, dijerkan dan tanda i'rob jernya adalah kasroh. الرحمن Na'at awwal dari lafadz Jallalah, mengikuti lafadz اللّه dalam i'rob jer, dan tanda i'robnya adalah kasroh. الرحيم Na'at tsani dari lafadz Jallalah, mengikuti lafadz اللّه dalam i'rob jer, dan tanda i'robnya adalah kasroh. Shorof اسم Asalnya katanya adalah سمو, dibuang huruf ilat yang menjadi lam fiil dan digantkan dengan hamzah washol yang ditempatkan diawal kalimah. Hal ini ditunjukkan ketika lafadz اسم dijamakkan أسماء وأسامي. dan ketika di tashgirkan سمىّ yang asalnya adalah أسماو وأسامو وسموي. Jadi I'lal dalam lafadz adalah dengan i'lal qalb. اللّه Asal katanya adalah lafadz اَلْإِلَاهُ, harkat hamzah dipindahkan pada lam ta'rif dan lam ta'rif selanjutnya disukunkan menjadi اَلْإْلَاهُ, lalu dibuang alif yang pertama karena bertemu dua huruf yag mati اَلْ لَاهُ, selanjutnya lam yang pertama diidghomkan/dimasukkan pada lam yang kedua karena satu jenis اَللاهُ, selanjutnya tinggal dibuang alifnya karena banyaknya penggunaan اَللهُ. الرحمن Sifat yang tercetak dari shighat mubalaghah, wazannya adalah فعلان dari wazan فَعَلَ yaitu رحم يرحم . الرحيم Sifat yang tercetak dari shighat mubalaghah atau sifat yang menyerupai isim fa'il, wazannya adalah فعيل dari wazan فَعَلَ yaitu رحم يرحم Tafsiran al hamdulillah Tadrib Irob الحمد Kedudukannya menjadi Mubtada, dirofa’kan, dan tanda i’robnya dhommah karena isim mufrad. للّه Jar Majrur, ta’aluq pada lafadz yang dibuang yaitu khabar mubtada, taqdirannya adalah lafadz ثابت atau واجب. ربّ Na’at bagi lafadz Alloh, yang mengikuti dalam irob jer, dan tanda i’robnya adalah kasroh karena isim mufrad munshorif. العالمين Mudhaf ilaih, dijerkan, dan tanda irob jernya adalah ya karena merupakan mulhaq jamak mudzakar salim. Shorof الحمد Masdar sima’i dari fi’il حَمَدَ يَحْمدُ ربّ Masdar dari fiil يرب, dan digunakan sebagai sifat. العالمين Jamak lafadz العالم, merupakan isim jamak yang tidak memiliki bentuk mufrad. Dibentuk dari lafadz العِلم atau العلامة. Malikiyaumiddiin Penjalasan I’rob مالك Na’at sifat dari lafadz Alloh pada ayat kedua, di jerkan tanda i’robnya kasroh karena isim mufrod. يوم Mudhof Ilaih, dijerkan tanda i’rob jernya kasroh karena isim mufrod. الدين Mudhof ilaih, dijerkan tanda i’rob jernya kasroh karena isim mufrod. Shorof مالك Isim fa’il dari fiil ملك يملك, dan menggunakan makna shighat mubalaghah karena maknanya Kekal KerajaanNya’. Bentuk jamaknya adalah lafadz ملّاك dan مالكون. يوم Isim yang menggunakan makna waktu, yaitu waktu yang dibatasi dari mulai terbitnya matahari sampai terbenamnya, atau waktu yang tidak terbatas. Jamaknya adalah lafadz أيّام dan أياويم. الدين Masdar dari lafadz دان يدين maknanya adalah pembalasan, atau taat. Iyyaakanas taíin Penjalasan I’rob إيّاك Dhomir bariz munfashil kata kerja yang terlihat jelas dan terpisah mabni fathah, berada pada tempat mahal nashob dan kedudukannya menjadi maf’ul bih yang didahulukan dari fi’ilnya. يّا Dhomir bariz munfashil mabni fathah الكاف Huruf Khitab menunjukkan terhadap orang yang diajak bicara; orang kedua نعبد Fiil mudhore’ beri’rob rofa’, failnya adalah dhomir yang wajib tersimpan yaitu lafadz نحن. الواو wawu athof إياك Sama seperti diatas نستعين Sama seperti diatas إياك نعبد Jumlah Fi’liyah yang tidak punya mahal i’rob, karena jumlah isti’nafiyah jumlah permulaan kalam إياك نستعين Jumlah Fi’liyah yang tidak punya mahal i’rob, karena jumlah tersebut di’athofkan pada jumlah yang tidak punya mahal i’rob yaitu إياك نعبد Shorof نستعين Lafadz tersebut di I’lal, asalnya adalah نَسْتَعْوِنُ, Caranya adalah dengan memindahkan kasrohnya wawu pada mim karena huruf soheh lebih kuat untuk berharkat daripada huruf ilat نَسْتَعِوْنُ, Selanjutnya wawu diganti menjadi ya, karena wawu mati setelah huruf yang berharkat kasroh. Ihdinashirotholmus taqim Penjalasan I’rob اهد Fiil amar du’a bermakna meminta, mabni membuang hurf ilat ya. Failnya adalah dhomir mustatir wujub dhomir yang wajib disimpan yaitu lafadz أنت نا Domir Muttashil, hukumnya mabni sukun, berada pada mahal nashob dan menjadi maf’ul bih الصراط Maf’ul bih yang kedua, dinashobkan dengan tanda i’robnya adalah fathah المستقيم Na’at dari lafadz الصراط, dinashobkan karena mengikuti i’rob lafadz الصراط, tanda i’robnya adalah fathah. Shorof اهد Asalnya adalah اهدي , cara i’lalnya adalah dengan dibuang huruf ilatnya ya karena mabninya fiil amar yang mu’tal akhir. الصراط Lafadz ini bisa dengan Sin السراط atau Shad الصراط المستقيم Isim fail dari lafadz استقام, Asalnya adalah lafadz مُسْتَقْوِمٌ, Caranya adalah dengan memindahkan kasrohnya wawu pada Qaf karena huruf soheh lebih kuat untuk berharkat daripada huruf ilat مُسْتَقِوْمٌ, Selanjutnya wawu diganti menjadi ya, karena wawu mati setelah huruf yang berharkat kasroh Shiroo tholladzinaán ámta álaihim Penjalasan I’rob صراط Menjadi Badal dari lafadz صراط yang awal, pada ayat 6, dan mengikutinya dalam i’rob nashob, dengan tanda i’robnya kasroh sebab isim mufrod الذين Isim maushul mabni fathah, berada pada mahal Jer Tempat I’rob Jer menjadi mudhof ilaih. أنعمت Fi’il madhi mabni sukun Hukumnya tetap mabni fathah, karena bertemu dengan domir mutaharrik marfu’. التاء Dhomir muttashil mahal rofa’, kedudukannya menjadi fail عليهم على Huruf jar الهاء domir muttashil mabni kasroh dan berada pada mahal jer, karena dijerkan denga huruf jer علي الميم Huruf yang menunjukkan jamak mudzakar laki-laki banyak. غير Badal dari isim maushul الذين, mengikuti dalam i’rob jer. المغضوب Mudhof ilaih, di jerkan dengan tandanya kasroh karena isim mufrod الواو Wawu athof لا Zaidah, untuk memperkuat nafi lita’kid nafyi الضالّين Ma’thuf pada lafadz, dijerkan dengan tanda i’rob jernya adalah ya karena jamak mudzakar salim. Shorof المغضوب Isim maf’ul dari lafadz غضب الضالّين Jamak mudzakar dari lafadz الضال, isim fa’il dari fiil ضلّ يضلّ. غير Isim mufrad yang bentuk lafadznya mudzakar laki-laki, terkadang menjadi na’at dan terkadang menjadi adatul istisna Lafadz yang digunakan untuk pengecualian. Jika lafadz غير ingin dijadikan muannats maka boleh menambahkan ta tanis pada fiil yang beramal padanya. Contoh قامت غير هند

i rob surat alfatihah